THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES ?

M4p

 
 
 

Selasa, 28 Juli 2009

meremoute komputer orang

Sering kali kita di warnet, sekolah, kampus ato dimanapun yang penting ada jaringan komputer kita ingin sekali melihat apa yang orang lain liat ato yang mereka kerjakan di komputer mereka. Bukan begitu? He.he! Tanpa bayak omong dalam tutorial ini saya akan membagikan sedikit kebiasaan saya di warnet yaitu bukan sekedar melihat tapi juga kita dapat mengambil alih komputer mereka, Mengambil ato menghapus data, Mengambil data dari USB mereka(kalo di pasang, Peace!), me-restart, Turn Off, ato membuka CD-Rom komputer korban dan bayak lagi.

Disini saya gunakan program Cool! Remote control 1.12+keygen Dalam melakukan remote dengan Program Cool! Remote Control 1.12 di haruskan kita menginstal program tersebut di komputer korban(sebagai BACKDOOR)

Soal Cerita!!(24-072007)
Pada jam 09:00 WIB Saya datang ke warnet dengan niat busuk ingin melihat apa yang dikerjagan orang lain di komputer mereka dan apabila mereka memasang USB saya akan mengambil data penting yang ada dalam USB mereka. Kemudian saya datang ke warnet untuk memasang Cool! Remote control 1.12 sebagai BACKDOOR.

Anggap saja diwarnet ada 20 komputer nah saya login di komputer no 1, kemudian aku beraksi dengan tanpa menunggu lama langsung menginstal Cool! Remote control 1.12, Setelah selesai proses instal saya Log Off dan memutuskan untuk pindah ke komputer no 2, kemudian aku beraksi dengan tanpa menunggu lama langsung menginstal Cool! Remote control 1.12, Setelah selesai proses instal saya Log Off dan memutuskan untuk pindah ke komputer no 3(hehe sori Copi Paste).

Disini saya telah menginstal Cool! Remote control 1.12 di komputer 1 dan 2(sebagai komputer korban). Sekarang saya berada di komputer 3 saya harus menginstal program Cool! Remote control 1.12 untuk me-remote komputer 1 dan 2. Setelah selesai instal sambil menunggu komputer no 1 dan 2 dipakai saya bisa check e-mail terlebih dahulu sapa tau ada surat masuk(he.he).

Setelah ga terlalu lama menanti ada orang juga yang menempati komputer no 1 dan 2. Setelah beberapa saat dengan rasa penasaran ingin melihat apa yang mereka kerjakan aku lagsung menjalankan program Cool! Remote control 1.12. Pada Cool! Remote control 1.12 klik Main=>Connect To. Setelah itu saya akan melihat komputer aktif yang telah terinstal Cool! Remote control 1.12. isi IP korban atau langsung klik nama komputer dan isi juga passwordnya(password ketika seting remote server). Setelah itu kilk ok dan saya sudah terhubung dengan program Cool! Remote control 1.12 pada komputer korban .

Untuk melakukan remote pada program Cool! Remote control 1.12 saya tinggal klik full screen control=>start. (TAAADDDAAAAAAA) komputer korban aku ambil alih dan aku bisa melakukan apapun yang aku mau.
Perlu anda tahu jika saya di komputer 3 maka saya dapat meremote komputer 1 dan 2.
Dan bila anda di komputer 1 maka anda bisa meremote komputer 2 dan 3.
Dan bila anda di komputer 2 maka anda bisa meremote komputer 1 dan 3.
Karena di komputer 1,2, dan 3 telah terinstal program tersebut.

program ama keygenya bisa kalian cari di paman google klo ada waktu aku bisa kirim lewat e-mail

NB: Jika pointer mouse anda masuk ke dalam area monitor remote maka pointer komputer korban anda yang kuasai

Koneksi LAN Via Peer 2 Peer

Apabila ada teman-teman yang mempunyai jaringan dikantor dan ingin
menambah jaringan tidak perlu menarik kabel ke router/hub karena dengan
menggunakan kabel cross (Peer 2 Peer). karena kalau menarik kabel ke
router/hub memerlukan kabel yang cukup panjang.

Misalnya di ruangan A terdapat 3 unit komputer, kemudian hari ingin
menambah sebuah komputer yang terhubung dengan jaringan, hal tersebut
bisa dilakukan dengan menggunakan kabel cross antar PC yang ada di ruangan A,
pertama tambahkan NIC adapter disalah satu komputer yang ada di ruangan
A, sehingga terdapat 2 NIC Adapter.

Setelah terinstall dengan baik, klik kanan pada "My Network Place"
(WinXP), pilih properties, maka akan terdapat 2 buah LAN, klik ke-2 LAN
tersebut, kemudian klik kanan dan pilih "Bridge Connection" , isikan IP
nya dengan IP komputer tersebut.

Buatlah sebuah kabel cross yang menghubungkan kedua komputer tersebut,
setelah selesai pasang ke komputer, kemudian setting IP komputer yang
baru dengan IP yang sama classnya dengan 3 komputer yang ada di ruangan
A, misal komputer A1 IP= 192.168.1.10, A2 IP=192.168.1.11, A3
IP=192.168.1.13, maka komputer yang baru mengikuti IP yang terakhir
menjadi IP 192.168.1.14 dengan submask yang sama 255.255.255.0 gateway
dikosongkan.

maka jadilah komputer tersebut terhubung dengan jaringan dikantor.

Urutan Pembuatan kabel cross :

1. Putih-Hijau 1. Putih-Orange

2. Hijau 2. Orange

3. Putih-Orange 3. Putih-Hijau

4. Biru 4. Biru

5. Putih-Biru 5. Putih-Biru

6. Orange 6. Hijau

7.Putih-Coklat 7. Putih-Coklat

8. Coklat 8. Coklat

Setting Peer To Peer

pertama-tama kita siapkan kabel UTP, lalu kita buat kable jaringan dengan jenis pemasangan model "Cross" buka disitus bagaimana membuat jenis model kabel "Cross". perhatikan posisi warna-warna kabel UTP.

kemudian seting nomer TCP/IP pada setiap komputer. misalkan:
Komputer no 1 :
IP adress : 175.18.68.1
Subnet mask : 255.255.0.0
untuk gateway,DNS atau penomeran yg lainnya biarkan kosong.

Komputer no 2 :
IP adress : 175.18.68.2
Subnet mask : 255.255.0.0
untuk gateway,DNS atau penomeran yg lainnya biarkan kosong.

Alangkah baiknya membaca juga buku tentang TCP/IP, kita akan tahu cara-cara dan kelas A, B atau C untuk penomeran TCP/IP.

dan pada kedua komputer jgn lupa untuk workgroupnya beri nama yang sama misalkan :

Workgroup : similikiti
sedangkan untuk Domain biarkan saja karena kita tidak menggunakan HUB yang terhubung dengan SERVER.

catatan : dengan pemasangan kabel cross yang menghubungkan 2 komputer itu sudah menandakan adanya komunikasi bisa terlihat pada indikasi sudut kanan bawah pada tampilan windows akan terlihat ;
Local Areal Connection
Speed: 100.0 Mbps ( bila menggunakan LAN Card 100 Mbps )
Status: connected

untuk masalah sharing folder, cursor arahkan pada folder yg ingin di sharing " klik kanan " pilih kategori sharing and securyti

semoga bermanfaat.

Tolong koreksi juga bila ada ke khilafan.

Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kali ini kita akan langsung fokus terutama pada kabel CAT5 karena tipe kabel ini paling populer saat ini. Di bagian bawah Anda juga akan mendapatkan informasi mengenai kabel klasik yang digunakan untuk kabel telepon (CAT1) juga.

Bagi yang pengen belajarjaringan, sangat penting bagi Anda untuk tahu bagaimana sebenarnya cara tepat untuk membuat koneksi kabel UTP karena inilah bagian dasar jaringan yang akan membantu anda menghindari frustrasi berjam-jam dan pemecahan masalah jika memulai dengan benar. Di sisi lain, jika Anda dihadapkan pada jaringan dengan kabel yang buruk, maka Anda akan dapat menemukan masalah dan memperbaikinya sehingga lebih efisien.

Mengetahui setting kabel UTP
Mari kita lihat bagaimana UTP kabel dibuat.
Ada 2 skema kabel populer yang kebanyakan digunakan saat ini, yakni: T-568A dan T-568B. Satu hal yang membedakan kedua skema ini adalah kode warna pasangan 2 dan 3 akan diposisikan silang. Keduanya bekerja dengan baik, selama Anda tidak mencampuradukkan aturan masing-masing.

Ujung kabel UTP dibuat dengan memasangkan konektor dengan bantuan tang UTP dan atau Crimping Tool.
Konektor/steker UTP seringkali disebut sebagai “RJ-45″, tetapi sebenarnya istilah tersebut ditujukan untuk konektor 8 pin yang dipasangi pinout USOC untuk telepon. Konektor pada ujung kabel disebut sebagai “plug” dan tempat stopkontak/tempat menancapkan plut disebut sebagai “jack.”

cable utp straight2 300x215 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode StraightSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, UTP memiliki 4 pasang kabel yang dibuat saling melilit. sekarang mari kita lihat pasangan kabel terbut untuk melihat kode warna yang mereka miliki:

Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di sebelah kiri, 4 pasangan yang berlabel.
Pasangan 2 dan 3 biasa digunakan untuk jaringan 10/100Mbit, sedangkan pasangan 1 dan 4 are tidak dipakai. Dalam Gigabit Ethernet, keempat pasangan ini digunakan.

Ethernet umumnya menggunakan jalur 8-kabel konduktor dengan plug dan jack 8-pin. Konektor standar disebut “RJ-45″ mirip seperti konektor RJ-11 standar telepon, cuma agak sedikit lebih lebar karena memuat pin yang lebih banyak.

Catatan: Perlu diketahui bahwa skema pengkabelan yang akan kita bicarakan di sini adalah tentang kabel straight. Setting Kabel Cross dibahas di halaman yang berbeda. Temukan ulasan tersebut di sini. Temukan juga panduan perkembangan kabel UTP di sini

Kedelapan-kabel konduktor data berisi 4 pasang kawat. Setiap pasang terdiri dari satu kabel dengan warna penuh dan satu kabel strip putih dari corak warna yang sama. kedua kabel dililitkan bersama. Untuk menjaga ketahanan Ethernet, Anda tidak perlu mengupas lebih dari yang dibutuhkan (cukup sekitar 1 cm).

Pasangan yang ditujukan untuk Ethernet 10 dan 100 Mbit adalah Orange dan Hijau. Dua pasangan yang lain, Coklat dan Biru, dapat digunakan untuk jaringan Ethernet kedua atau untuk sambungan telepon. Ada dua standar kabel UTP, yang pertama disebut “T568A” (juga disebut “EIA”) dan “T568B” (juga disebut “AT & T” dan “258A”). Keduanya hanya berbeda dalam urutan kode warna- yakni, penempatan warna apa di pin yang mana, bukan pada sinyal listrik apa pada warna apa.

T-568A dianggap menjadi standar instalasi yang baru, sedangkan T-568B merupakan alternatif yang juga banyak digunakan. Sekedar informasi, perlu diketahui bahwa perlatan yang siap digunakan pada umunya disetting untuk tipe T568B. T568B juga merupakan standar AT&T. Bahkan, menurut saya sangat sedikit orang yang menggunakan kawat T568A pada jaringan mereka. Informasi ini penting agar sistem pengkabelan tidak tercampur, karena Anda dan peralatan Anda bisa dibuat bingung karenanya :)

Penempatan pin untuk skema T568B

Perlu diketahui bahwa nomor pin ganjil selalu berwarna strip putih diikuti warna utama (1,3,5,7). Kabel yang dihubungkan ke Konektor RJ-45 dapat Anda lihat pada gambar di bawah ini:

cable utp straight1 300x117 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kode Warna untuk T568B
Warna Pin - nama pasangan
1 putih-orange (pasangan 2) TxData +
2 orange (pasangan 2) …….. TxData –
3 putih-hijau (Pasangan 3) .. RecvData +
4 biru (pasangan 1)
5 putih-biru (pasangan 1)
6 hijau (Pasangan 3) ……….. RecvData -
7 putih-coklat (pasangan 4)
8 coklat (pasangan 4)

Jack yang ditempelkan pada tembok mungkin disambungkan dalam urutan yang berbeda karena kabel seringkali dibuat cross-over dalam jack itu sendiri. Jack yang baik biasanya dilengkapi dengan diagram pengkabelan atau setidaknya urutan nomor pin. Perhatikan bahwa pasangan biru berada di tengah-tengah pin; pasangan ini menjelaskan posisi pasangan merah/hijau pasangan yang dapat digunakan untuk saluran telepon biasa dengan konektor RJ-11.
(hijau=putih-biru;merah=biru)

Penempatan pin untuk skema T568A

Spesifikasi T568A membalik posisi kabel berwarna orange dan hijau sehingga pasangan 1 dan 2 berada di 4 pin tengah. (Perlu diketahui bahwa dalam konektor RJ-11 di atas, pasangan 1 dan 2 berada di 4 pin tengah) T568A berjalan:

cable utp straight0 300x117 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kode Warna untukT568A
Warna Pin - nama pasangan
1 putih-hijau (Pasangan 3) .. RecvData +
2 hijau (Pasangan 3) ………. RecvData -
3 putih-orange (pasangan 2) TxData +
4 biru (pasangan 1)
5 putih-biru (pasangan 1)
6 jeruk (pasangan 2) ……… TxData –
7 putih-coklat (pasangan 4)
8 coklat (pasangan 4)

Diagram di bawah ini menunjukkan perbandingan antara 568A dan 568B:

cable utp straight3 300x220 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kapan dan dimana tipe kabel ini digunakan?

Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat cross-over secara internal dengan menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan. Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over khusus karena telepon terhubung langsung ke soket telepon.

cable utp straight4 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya, namun bukan begitu cara kerjanya.

Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB (yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.

Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin 1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.

Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kali ini kita akan langsung fokus terutama pada kabel CAT5 karena tipe kabel ini paling populer saat ini. Di bagian bawah Anda juga akan mendapatkan informasi mengenai kabel klasik yang digunakan untuk kabel telepon (CAT1) juga.

Bagi yang pengen belajarjaringan, sangat penting bagi Anda untuk tahu bagaimana sebenarnya cara tepat untuk membuat koneksi kabel UTP karena inilah bagian dasar jaringan yang akan membantu anda menghindari frustrasi berjam-jam dan pemecahan masalah jika memulai dengan benar. Di sisi lain, jika Anda dihadapkan pada jaringan dengan kabel yang buruk, maka Anda akan dapat menemukan masalah dan memperbaikinya sehingga lebih efisien.

Mengetahui setting kabel UTP
Mari kita lihat bagaimana UTP kabel dibuat.
Ada 2 skema kabel populer yang kebanyakan digunakan saat ini, yakni: T-568A dan T-568B. Satu hal yang membedakan kedua skema ini adalah kode warna pasangan 2 dan 3 akan diposisikan silang. Keduanya bekerja dengan baik, selama Anda tidak mencampuradukkan aturan masing-masing.

Ujung kabel UTP dibuat dengan memasangkan konektor dengan bantuan tang UTP dan atau Crimping Tool.
Konektor/steker UTP seringkali disebut sebagai “RJ-45″, tetapi sebenarnya istilah tersebut ditujukan untuk konektor 8 pin yang dipasangi pinout USOC untuk telepon. Konektor pada ujung kabel disebut sebagai “plug” dan tempat stopkontak/tempat menancapkan plut disebut sebagai “jack.”

cable utp straight2 300x215 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode StraightSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, UTP memiliki 4 pasang kabel yang dibuat saling melilit. sekarang mari kita lihat pasangan kabel terbut untuk melihat kode warna yang mereka miliki:

Seperti yang dapat Anda lihat pada gambar di sebelah kiri, 4 pasangan yang berlabel.
Pasangan 2 dan 3 biasa digunakan untuk jaringan 10/100Mbit, sedangkan pasangan 1 dan 4 are tidak dipakai. Dalam Gigabit Ethernet, keempat pasangan ini digunakan.

Ethernet umumnya menggunakan jalur 8-kabel konduktor dengan plug dan jack 8-pin. Konektor standar disebut “RJ-45″ mirip seperti konektor RJ-11 standar telepon, cuma agak sedikit lebih lebar karena memuat pin yang lebih banyak.

Catatan: Perlu diketahui bahwa skema pengkabelan yang akan kita bicarakan di sini adalah tentang kabel straight. Setting Kabel Cross dibahas di halaman yang berbeda. Temukan ulasan tersebut di sini. Temukan juga panduan perkembangan kabel UTP di sini

Kedelapan-kabel konduktor data berisi 4 pasang kawat. Setiap pasang terdiri dari satu kabel dengan warna penuh dan satu kabel strip putih dari corak warna yang sama. kedua kabel dililitkan bersama. Untuk menjaga ketahanan Ethernet, Anda tidak perlu mengupas lebih dari yang dibutuhkan (cukup sekitar 1 cm).

Pasangan yang ditujukan untuk Ethernet 10 dan 100 Mbit adalah Orange dan Hijau. Dua pasangan yang lain, Coklat dan Biru, dapat digunakan untuk jaringan Ethernet kedua atau untuk sambungan telepon. Ada dua standar kabel UTP, yang pertama disebut “T568A” (juga disebut “EIA”) dan “T568B” (juga disebut “AT & T” dan “258A”). Keduanya hanya berbeda dalam urutan kode warna- yakni, penempatan warna apa di pin yang mana, bukan pada sinyal listrik apa pada warna apa.

T-568A dianggap menjadi standar instalasi yang baru, sedangkan T-568B merupakan alternatif yang juga banyak digunakan. Sekedar informasi, perlu diketahui bahwa perlatan yang siap digunakan pada umunya disetting untuk tipe T568B. T568B juga merupakan standar AT&T. Bahkan, menurut saya sangat sedikit orang yang menggunakan kawat T568A pada jaringan mereka. Informasi ini penting agar sistem pengkabelan tidak tercampur, karena Anda dan peralatan Anda bisa dibuat bingung karenanya :)

Penempatan pin untuk skema T568B

Perlu diketahui bahwa nomor pin ganjil selalu berwarna strip putih diikuti warna utama (1,3,5,7). Kabel yang dihubungkan ke Konektor RJ-45 dapat Anda lihat pada gambar di bawah ini:

cable utp straight1 300x117 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kode Warna untuk T568B
Warna Pin - nama pasangan
1 putih-orange (pasangan 2) TxData +
2 orange (pasangan 2) …….. TxData –
3 putih-hijau (Pasangan 3) .. RecvData +
4 biru (pasangan 1)
5 putih-biru (pasangan 1)
6 hijau (Pasangan 3) ……….. RecvData -
7 putih-coklat (pasangan 4)
8 coklat (pasangan 4)

Jack yang ditempelkan pada tembok mungkin disambungkan dalam urutan yang berbeda karena kabel seringkali dibuat cross-over dalam jack itu sendiri. Jack yang baik biasanya dilengkapi dengan diagram pengkabelan atau setidaknya urutan nomor pin. Perhatikan bahwa pasangan biru berada di tengah-tengah pin; pasangan ini menjelaskan posisi pasangan merah/hijau pasangan yang dapat digunakan untuk saluran telepon biasa dengan konektor RJ-11.
(hijau=putih-biru;merah=biru)

Penempatan pin untuk skema T568A

Spesifikasi T568A membalik posisi kabel berwarna orange dan hijau sehingga pasangan 1 dan 2 berada di 4 pin tengah. (Perlu diketahui bahwa dalam konektor RJ-11 di atas, pasangan 1 dan 2 berada di 4 pin tengah) T568A berjalan:

cable utp straight0 300x117 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kode Warna untukT568A
Warna Pin - nama pasangan
1 putih-hijau (Pasangan 3) .. RecvData +
2 hijau (Pasangan 3) ………. RecvData -
3 putih-orange (pasangan 2) TxData +
4 biru (pasangan 1)
5 putih-biru (pasangan 1)
6 jeruk (pasangan 2) ……… TxData –
7 putih-coklat (pasangan 4)
8 coklat (pasangan 4)

Diagram di bawah ini menunjukkan perbandingan antara 568A dan 568B:

cable utp straight3 300x220 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Kapan dan dimana tipe kabel ini digunakan?

Penggunaan kabel straight yang paling umum adalah sambungan antara PC dan hub/switch. Dalam hal ini PC terhubung langsung ke hub/switch yang otomatis membuat cross-over secara internal dengan menggunakan sirkuit khusus. Dalam kasus penggunaan kabel CAT1, yang biasa digunakan pada saluran telepon, hanya 2 kawat yang digunakan. Koneksi tipe ini tidak memerlukan cross-over khusus karena telepon terhubung langsung ke soket telepon.

cable utp straight4 Panduan Setting Kabel UTP dengan Mode Straight

Gambar di atas menunjukkan kepada kita standar CAT5 straight yang biasa digunakan untuk menghubungkan PC ke HUB. Anda mungkin sedikit bingung karena Anda mungkin beranggapan data TX + dari satu sisi untuk tersambung ke TX + di sisi lainnya, namun bukan begitu cara kerjanya.

Bila Anda menghubungkan PC ke HUB, HUB yang akan secara otomatis menyilang kabel Anda dengan sirkuit internal, alhasil Pin 1 dari PC (TX +) dihubungkan ke Pin 1 HUB (yang terhubung ke RX +). Hal ini juga berlaku pada pin yang lain.

Jika tidak HUB tidak menyilang posisi pin melalui sirkuit internal (hal ini terjadi jika Anda menggunakan Uplink port pada hub) maka Pin 1 dari PC (TX +) akan terhubung ke Pin 1 HUB (dalam hal ini TX +). Jadi Anda cermati bahwa tidak peduli apapun yang kita lakukan pada port HUB (uplink atau normal), sinyal ditetapkan pada 8 pin pada PC, akan selalu tetap sama, maka setting pin di HUB yang akan berubah sesuai dengan posisi normal atau uplink.

Panduan Membuat Kabel Cross-over UTP CAT5

Berbincang tentang jaringan tentu tidak lepas dari pengetahuan dasar tentang kabel UTP. Meski ini adalah pembahasan lama yang sudah banyak ditulis, saya masih merasa perlu untuk mengulas ulang dengan gaya bahasa yang semoga lebih mudah dipahami. Untuk menyegarkan ingatan tentang tipe kabel UTP, silakan klik di sini.

Berikutnya, jika diskusi kita lanjutkan lebih jauh tentang tipe koneksi kabel UTP, kita akan dihadapkan pada dua jenis koneksi yang paling sering digunakan yakni Kabel Straight dan Kabel Cross. Ulasan tentang kabel Straight dapat Anda temukan di sini. Sementara itu dalam posting ini, saya akan fokus pada penggunaan tipe kabel Cross. Kita akan bersimulasi menghubungkan dua komputer tanpa perlu menggunakan hub atau switch.

Kenapa kita memerlukan kabel Cross-over?
Saat kita mengirim atau menerima data antara dua perangkat komputer, satu pihak akan berperan sebagai pengirin sementara yang lain sebagai penerima. Semua ini dilakukan melalui kabel jaringan yang terdiri dari beberapa pasang kabel. Beberapa kabel ini digunakan untuk mengirim data, sedangkan yang lain digunakan untuk menerima data. Pada dasarnya kita perlu menghubungkan jalur TX (trasmit) dari satu ujung ke RX (receive). Jika ada hub, proses penghubungan jalur TX dengan RX ini telah diselesaikan oleh hardware hub. Berhubung kita saat ini tidak membahas jaringan dengan hub, koneksi harus bisa diselesaikan dengan mengatur kabel pada setting seperti dalam ilustrasi di bawah ini:

cable utp1 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Hanya ada satu cara untuk membuat kabel cross-over dan sebenarnya caranya sangat mudah. Bagi Anda yang telah mengetahui dasar-dasar kabel UTP, tentu Anda tahu bahwa kabel cross-over dibuat dengan aturan pin tipe 568A di salah satu sisi dan tipe 568B di sisi yang lain. Jika Anda belum mengetahui hal ini, jangan khawatir karena saya akan menjelaskan hal tersebut dengan singkat dan jelas kepada Anda.

Seperti disebutkan sebelumnya, sebuah kabel Cross menghubungkan titik TX komputer satu ke RX komputer yang lain dan sebaliknya.

Silakan cermati urutan pin Cross kabel CAT5 sebagai berikut:

cable utp2 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Seperti yang Anda lihat, hanya 4 pin diperlukan untuk koneksi kabel cross-over. Bila Anda membeli kabel Cross yang sudah jadi, Anda mungkin menemukan bahwa kedelapan pin digunakan. Kabel ini sama saja dengan yang ditampilkan di atas, beberapa pin sengaja dipasang meskipun tidak digunakan.
Hal ini tidak akan berakibat apa-apa, hanya agar kabel tampak lebih rapi. :)

Berikut adalah urutan pin kabel cross-over dengan posisi semua pasang kabel tetap dihubungkan (meski tidak digunakan):

cable utp3 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Di mana lagi kabel Cross-over diperlukan?
Kabel Cross tidak hanya digunakan untuk menghubungkan komputer, tetapi juga berbagai perangkat lain. Koneksi lain yang dikenal paling sering dengan menggunakan kabel Cross adalah switch dan hub. Jika Anda memiliki dua hub dan Anda harus menghubungkan keduanya, Anda bisa menggunakan port uplink yang secara khusus ketika diaktifkan akan mem-by pass proses cross Tx dan RX sehingga seakan-akan kita tetap menggunakan kabel Straight. Trus bagaimana jika tidak ada uplink port atau ada tapi sudah dipakai?

Kabel cross akan memecahkan masalah Anda dan menghubungkan kedua hub dengan baik. Perhatikan ilustrasi berikut untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas tentang apa yang saya bicarakan:

cable utp4 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Seperti yang dapat Anda lihat dalam ilustrasi di atas, berkat adanya uplink port, Anda tidak memerlukan kabel Cross.

Mari sekarang kita lihat bagaimana jika kita tidak memiliki sisa port uplink. Dalam hal ini kita harus membuat sebuah kabel cross-over untuk menghubungkan kedua hub:

cable utp5 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Saya juga sudah siapkan ilustrasi yang membandingkan kabel Cross dengan kabel Straight di bawah ini:

cable utp6 Panduan Membuat Kabel Cross over UTP CAT5

Semoga bermanfaat.


Senin, 27 Juli 2009

MikroTik RouterOS V2.4 System Resource Management

System Resource Monitor

System Resource Monitor can be accessed under the /system resource menu:

[MikroTik] system resource>
get get value of property
io Input/Output ports usage information
irq Interrupt Request usage information
monitor Monitor CPU and memory usage
print Print basic system resources information
[MikroTik] system resource>

Basic System Resources

Use the print command to view the basic system resource status:

[MikroTik] system resource> print
uptime: 14d8h49m58s
total-memory: 28320
free-memory: 7464
cpu-type: ff/04
cpu-frequency: 300
hdd-total: 46474
hdd-free: 25487
[MikroTik] system resource>

The argument values are self-explanatory.

System Resource Monitoring

The current system CPU usage and free memory can be viewed using the monitor command:

[MikroTik] system resource> monitor
cpu-used: 1
free-memory: 7464

[MikroTik] system resource>

The values for cpu usage and free memory are in percentage and megabytes, respectively.

IRQ and IO Usage Monitor

The IRQ and IO addresses can be viewed using the irq print and io print commands:

[MikroTik] system resource> irq print
IRQ USED OWNER
1 yes keyboard
2 yes APIC
3 no
4 yes serial port
5 no
6 no
7 no
8 no
9 yes ether1
10 no
11 yes pc1
12 no
13 yes FPU
14 yes IDE 1
[MikroTik] system resource> io print
PORT-RANGE OWNER
20-3F APIC
40-5F timer
60-6F keyboard
80-8F DMA
A0-BF APIC
C0-DF DMA
F0-FF FPU
1F0-1F7 IDE 1
2F8-2FF serial port
3C0-3DF VGA
3F6-3F6 IDE 1
3F8-3FF serial port
EE00-EEFF ether1
EF40-EF7F pc1
FC00-FC07 IDE 1
FC08-FC0F IDE 2
FC10-FC7F [CS5530]
[MikroTik] system resource>

Reboot and Shutdown

The system reboot is required when upgrading or installing new software packages. The packages are installed during the system shutdown. Use the reboot command to reboot the router:

[MikroTik] system> reboot
Reboot, yes? [y/N]: y
system will reboot shortly

Only users which are members of groups with reboot privileges can reboot the router or shutdown. The reboot process sends termination signal to all running processes, unmounts the file systems, and reboots the router.

Before turning the power off for the router, the system should be brought to halt using the halt command:

[MikroTik] system> shutdown
Shutdown, yes? [y/N]: y
system will shutdown promptly

For most systems, it is necessary to wait approximately 30 seconds for a safe power down.

Configuration Reset

The reset command clears all configuration of the router and sets it to the default including the login name and password ('admin' and no password):

[MikroTik] system>
Dangerous! Reset anyway? [y/N]:

The router is rebooted after the reset command.

Router Identity

The router identity is displayed before the command prompt. It is also used for DHCP client as 'host name' parameter when reporting it to the DHCP server. The router identity can be set using the /system identity set command:

[MikroTik] system identity> print
name: MikroTik
[MikroTik] system identity> set name=Our_GW
[Our_GW] system identity>

Date and Time Settings

The system Date and Time settings are managed under the /system clock menu:

[MikroTik] system clock> print
time: apr/26/2001 00:41:45
[MikroTik] system clock>

To set the system date and time use the set command:

[MikroTik] system clock> set
date New system date [month/DD/YYYY]
time New system time [HH:MM:SS]
[MikroTik] system clock> set date=oct/14/2001 time=20:25:00
[MikroTik] system clock> print
time: oct/14/2001 20:25:03
[MikroTik] system clock>

Date and time settings become permanent and effect BIOS settings.

Configuration Change History

The history of system configuration changes is held until the next router shutdown. The invoked commands can be 'undone' using the /undo command. By invoking the command several times, the configuration changes can be 'undone' in reverse order they have been invoked. Use the /system history print command to see the list of performed actions:

[MikroTik] system history> print
ACTION BY TYPE
address removed admin undo
route added admin undo
system identity changed admin undo
system time changed admin undo
[MikroTik] system history>
The list is printed with the newest actions at the top. Thus, in this example, the /undo command would 'undelete' the address which has been removed:

[MikroTik] system history> /undo
[MikroTik] system history> print
ACTION BY TYPE
address removed admin redo
route added admin undo
system identity changed admin undo
system time changed admin undo
[MikroTik] system history>

setting mikrotik PPPoE sebagai gateway speedy

pada kali ini saya akan memberikan langkah step by step untuk setting PPpoE mikrotik yang bisa dijadikan sebagai gateway koneksi speedy.yang dengan kata lain memindahkan ip public yang di dapet speedy dari modem ke mikrotik kita,hal ini juga berfungsi agar server kita bisa di remote dari mana ajah meskipun kita menggunakan koneksi speedy.

dalam masalah ini saya asumsikan ip modem adsl adalah 192.168.1.1/24

ip klient kita adalah 10.100.100.0/24

dan mikrotik mempunyai 2 LAN card yang masing2 saya beri nama

public (yang mengarah ke modem adsl) dengan ip192.168.1.2/24

klient (yang mengarah ke klient) dengan ip 10.100.100.1/24

langkah pertama yang harus kita lakukan adalah merubah setingan modem adsl kita yang biasanya di setting PPPoE menjadi setingan bridge/bridging.yang di mana pada setingan ini tidak menuliskan/mencantumkan user ataupun password speedy kita.

bridge

nb:sebelum kita melakukan setingan bridging pada modem kita ada baiknya anda mencatat gateway koneksi speedy terlebih dahulu(pada settingan mode PPPoE) dikarenakan ip gateway ini nantinya kita pakai pada langkah routing

setelah setting modem selesai kita menginjak pada langkah setting di mikrotik nya

yg pertama kita lakukan adalah memberi nama interface sesuai dengan apa yg saya tulis di atas dengan command sebagai berikut

“interface ethernet set ether1 name=public
interface ethernet set ether2 name=klient

setelah selesai memberi nama pada interface langkah selanjutnya adalah menuliskan ip address di masing2 interface

“/ip address add address=192.168.1.2/24 interface=public
/ip address add address=10.100.100.1/24 interface=klient

setelah penulisan ip address selesai maka kita langsung dengan seeting koneksi PPPoE nya langkahnya adalah sebagai berikut

“/interface pppoe-client add name=pppoe-out1 user=user spedy password=password speedy interface=public service-name=internet disabled=no

setelah setting PPPoE client selesai maka kita lanjutkan pada langkah menentukan routing dan gateway nya

“/ip route add gateway=125.164.125.1 (IP Gateway Telkom Speedy anda)

langkah selanjutnya adalah proses “masquerading”

“/ip firewall nat add chain=srcnat action=masquerade

langkah terakhir adalah create DNS server,berikut ini langkahnya

“/ip dns set primary-dns=202.134.1.10
/ip dns set primary-dns=202.134.0.15
/ip dns allow-remote-request=yes

selesai sudah proses pembuatan PPPoE gateway pada mikrotik

sekarang ip public yang di dapet dari spedy sudah berpindah pada mikrotik anda dan bisa diakses dari manapun(untuk melihat ip public yang di dapet masuk ke IP ARP)

semoga tips ini bisa membantu

Setting Mikrotik Wireless Bridge

Sering kali, kita ingin menggunakan Mikrotik Wireless untuk solusi point to point dengan mode jaringan bridge (bukan routing). Namun, Mikrotik RouterOS sendiri didesain bekerja dengan sangat baik pada mode routing. Kita perlu melakukan beberapa hal supaya link wireless kita bisa bekerja untuk mode bridge.

Mode bridge memungkinkan network yang satu tergabung dengan network di sisi satunya secara transparan, tanpa perlu melalui routing, sehingga mesin yang ada di network yang satu bisa memiliki IP Address yang berada dalam 1 subnet yang sama dengan sisi lainnya.

Namun, jika jaringan wireless kita sudah cukup besar, mode bridge ini akan membuat traffic wireless meningkat, mengingat akan ada banyak traffic broadcast dari network yang satu ke network lainnya. Untuk jaringan yang sudah cukup besar, saya menyarankan penggunaan mode routing.

Berikut ini adalah diagram network yang akan kita set.



Konfigurasi Pada Access Point

1. Buatlah sebuah interface bridge yang baru, berilah nama bridge1


2. Masukkan ethernet ke dalam interface bridge


3. Masukkan IP Address pada interface bridge1

4. Selanjutnya adalah setting wireless interface. Kliklah pada menu Wireless (1), pilihlah tab interface (2) lalu double click pada nama interface wireless yang akan digunakan (3). Pilihlah mode AP-bridge (4), tentukanlah ssid (5), band 2.4GHz-B/G (6), dan frekuensi yang akan digunakan (7). Jangan lupa mengaktifkan default authenticated (8) dan default forward (9). Lalu aktifkankanlah interface wireless (10) dan klik OK (11).


5. Berikutnya adalah konfigurasi WDS pada wireless interface yang digunakan. Bukalah kembali konfigurasi wireless seperti langkah di atas, pilihlah tab WDS (1). Tentukanlah WDS Mode dynamic (2) dan pilihlah bridge interface untuk WDS ini (3). Lalu tekan tombol OK.

6. Langkah selanjutnya adalah menambahkan virtual interface WDS. Tambahkan interface WDS baru seperti pada gambar, lalu pilihlah interface wireless yang kita gunakan untuk WDS ini. Lalu tekan OK.

7. Jika WDS telah ditambahkan, maka akan tampak interface WDS baru seperti pada gambar di bawah.


Konfigurasi pada Wireless Station

Konfigurasi pada wireless station hampir sama dengan langkah-langkah di atas, kecuali pada langkah memasukkan IP Address dan konfigurasi wirelessnya. Pada konfigurasi station, mode yang digunakan adalah station-wds, frekuensi tidak perlu ditentukan, namun harus menentukan scan-list di mana frekuensi pada access point masuk dalam scan list ini. Misalnya pada access point kita menentukan frekuensi 2412, maka tuliskanlah scan-list 2400-2500.



Pengecekan link

Jika link wireless yang kita buat sudah bekerja dengan baik, maka pada menu wireless, akan muncul status R (lihat gambar di bawah).


Selain itu, mac-address dari wireless yang terkoneksi juga bisa dilihat pada jendela registration (lihat gambar di bawah).



Konfigurasi keamanan jaringan wireless

Pada Mikrotik, cara paling mudah untuk menjaga keamanan jaringan adalah dengan mendaftarkan mac-address wireless pasangan pada access list. Hal ini harus dilakukan pada sisi access point maupun pada sisi client. Jika penginputan access-list telah dilakukan, maka matikanlah fitur default authenticated pada wireless, maka wireless lain yang mac addressnya tidak terdaftar tidak akan bisa terkoneksi ke jaringan kita.

Jika kita menginginkan fitur keamanan yang lebih baik, kita juga bisa menggunakan enkripsi baik WEP maupun WPA.





Pengkabelan Jaringan.

Pengkabelan Jaringan.

December 11, 2007 by Suwito Visited 3867 times, 19 so far today
Filed under: Networking

Dalam dunia networking, dikenal beberapa jenis kabel yang sering digunakan. Setiap jenis kabel mempunyai kemampuan dan spesifikasinya yang berbeda, oleh karena itu dibuatlah pengenalan tipe kabel. Ada dua jenis kabel yang dikenal secara umum, yaitu twisted pair (UTP unshielded twisted pair dan STP shielded twisted pair) dan coaxial cable.

Pengkabelan-01

Pemberian kategori 1/2/3/4/5/6 merupakan kategori spesifikasi untuk masing-masing kabel tembaga dan juga untuk jack. Masing-masing merupakan seri revisi atas kualitas kabel, kualitas pembungkusan kabel (isolator) dan juga untuk kualitas “belitan” (twist) masing-masing pasang kabel. Selain itu juga untuk menentukan besaran frekuensi yang bisa lewat pada sarana kabel tersebut, dan juga kualitas isolator sehingga bisa mengurangi efek induksi antar kabel (noise bisa ditekan sedemikian rupa).

Sedangkan untuk coaxial cable, dikenal dua jenis, yaitu thick coaxial cable (diameter lumayan besar) dan thin coaxial cable (diameter lebih kecil).
Thick coaxial cable (Kabel Coaxial “gemuk”) dispesifikasikan berdasarkan standar IEEE 802.3 10BASE5, dimana kabel ini mempunyai diameter rata-rata 12mm, dan biasanya diberi warna kuning; kabel jenis ini biasa disebut sebagai standard ethernet atau thick Ethernet, atau hanya disingkat ThickNet, atau bahkan cuman disebut sebagai yellow cable.
Thin coaxial cable (Kabel Coaxial “Kurus”), banyak dipergunakan di kalangan radio amatir, terutama untuk transceiver yang tidak memerlukan output daya yang besar. Untuk digunakan sebagai perangkat jaringan, kabel coaxial jenis ini harus memenuhi standar IEEE 802.3 10BASE2, dimana diameter rata-rata berkisar 5mm dan biasanya berwarna hitam atau warna gelap lainnya. Setiap perangkat (device) dihubungkan dengan BNC T-connector. Kabel jenis ini juga dikenal sebagai thin Ethernet atau ThinNet.

Twisted Pair
Pengkabelan Twisted Pair menggunakan sebuah modul Rregistered Jack (RJ) yang disebut RJ-45. Hal yang perlu dipahami adalah untuk memastikan bahwa, kita menghubungkan warna yang tepat pada pin RJ-45 yang tepat. Dan RJ-45 dengan arah menghadap kedepan. Terdapat beberapa konsensus yang mengatur urutan pemasangan kabel, yaitu : 568A, 568B atau 258A. Semuanya merupakan konsensus yang menjelaskan, kabel mana harus pergi ke pin yang mana.

Pengkabelan-02

Sebenarnya kalau kita mau pasang kabel dengan urutannya terserah kita, tidak ada yang melarang. Cuman tentu akan menyulitkan kita sendiri pada saat terdapat kesalahan pada koneksi atau jika suatu saat jaringan memerlukan perawatan.

EIA/TIA 568A
Seperti terlihat pada gambar, urutan dari pin 1 - 8 adalah,

Pengkabelan-03

Standar ini juga sesuai dengan standar Northern Telecom pada ISDN.

EIA/TIA 568B
Seperti terlihat pada gambar, urutan dari pin 1 - 8 adalah,

Pengkabelan-04

Untuk penggunaan koneksi komputer, dikenal 2 buah tipe penyambungan kabel UTP ini, yaitu straight cable dan crossover cable. Fungsi masing-masing jenis koneksi ini berbeda, straight cable digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang berbeda seperti PC ke hub/router, sedangkan crossover cable digunakan untuk menghubungkan dua perangkat yang sama seperti PC ke PC atau dalam kasus tertentu digunakan untuk menghubungkan hub ke hub.
Untuk pemasangan Kabel Straight yakni pada kedua ujung kabel menggunakan salah satu jenis dari konsensus pemasangan yang ada, bisa 568A saja atau 568B saja.
Sedangkan untuk Crossover Cabel yakni jika salah satu ujung menggunakan 568A maka ujung yang lainnya menggunakan 568B.

Pengkabelan-05

Semoga bermanfaat.



Router

Router adalah sebuah alat jaringan komputer yang mengirimkan paket data melalui sebuah jaringan atau Internet menuju tujuannya, melalui sebuah proses yang dikenal sebagai routing. Proses routing terjadi pada lapisan 3 (Lapisan jaringan seperti Internet Protocol) dari stack protokol tujuh-lapis OSI.

Fungsi

Router berfungsi sebagai penghubung antar dua atau lebih jaringan untuk meneruskan data dari satu jaringan ke jaringan lainnya. Router berbeda dengan switch. Switch merupakan penghubung beberapa alat untuk membentuk suatu Local Area Network (LAN).

Analogi Router dan Switch

Sebagai ilustrasi perbedaan fungsi dari router dan switch merupakan suatu jalanan, dan router merupakan penghubung antar jalan. Masing-masing rumah berada pada jalan yang memiliki alamat dalam suatu urutan tertentu. Dengan cara yang sama, switch menghubungkan berbagai macam alat, dimana masing-masing alat memiliki alamat IP sendiri pada sebuah LAN.

Router sangat banyak digunakan dalam jaringan berbasis teknologi protokol TCP/IP, dan router jenis itu disebut juga dengan IP Router. Selain IP Router, ada lagi AppleTalk Router, dan masih ada beberapa jenis router lainnya. Internet merupakan contoh utama dari sebuah jaringan yang memiliki banyak router IP. Router dapat digunakan untuk menghubungkan banyak jaringan kecil ke sebuah jaringan yang lebih besar, yang disebut dengan internetwork, atau untuk membagi sebuah jaringan besar ke dalam beberapa subnetwork untuk meningkatkan kinerja dan juga mempermudah manajemennya. Router juga kadang digunakan untuk mengoneksikan dua buah jaringan yang menggunakan media yang berbeda (seperti halnya router wireless yang pada umumnya selain ia dapat menghubungkan komputer dengan menggunakan radio, ia juga mendukung penghubungan komputer dengan kabel UTP), atau berbeda arsitektur jaringan, seperti halnya dari Ethernet ke Token Ring.

Router juga dapat digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah layanan telekomunikasi seperti halnya telekomunikasi leased line atau Digital Subscriber Line (DSL). Router yang digunakan untuk menghubungkan LAN ke sebuah koneksi leased line seperti T1, atau T3, sering disebut sebagai access server. Sementara itu, router yang digunakan untuk menghubungkan jaringan lokal ke sebuah koneksi DSL disebut juga dengan DSL router. Router-router jenis tersebut umumnya memiliki fungsi firewall untuk melakukan penapisan paket berdasarkan alamat sumber dan alamat tujuan paket tersebut, meski beberapa router tidak memilikinya. Router yang memiliki fitur penapisan paket disebut juga dengan packet-filtering router. Router umumnya memblokir lalu lintas data yang dipancarkan secara broadcast sehingga dapat mencegah adanya broadcast storm yang mampu memperlambat kinerja jaringan.

Jenis-jenis router

Secara umum, router dibagi menjadi dua buah jenis, yakni:

  • static router (router statis): adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statis yang diset secara manual oleh para administrator jaringan.
  • dynamic router (router dinamis): adalah sebuah router yang memiliki dab membuat tabel routing dinamis, dengan mendengarkan lalu lintas jaringan dan juga dengan saling berhubungan dengan router lainnya.
  • Router versus Bridge

Cara kerja router mirip dengan bridge jaringan, yakni mereka dapat meneruskan paket data jaringan dan dapat juga membagi jaringan menjadi beberapa segmen atau menyatukan segmen-segmen jaringan. Akan tetapi, router berjalan pada lapisan ketiga pada model OSI (lapisan jaringan), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, seperti halnya alamat IP. Sementara itu, bridge jaringan berjalan pada lapisan kedua pada model OSI (lapisan data-link), dan menggunakan skema pengalamatan yang digunakan pada lapisan itu, yakni MAC address.

Lalu, kapan penggunaan bridge jaringan dilakukan dan kapan penggunakan router dilakukan? Bridge, sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol jaringan yang sama (sebagai contoh: segmen jaringan berbasis IP dengan segmen jaringan IP lainnya). Selain itu, bridge juga dapat digunakan ketika di dalam jaringan terdapat protokol-protokol yang tidak bisa melakukan routing, seperti halnya NetBEUI. Sementara itu, router sebaiknya digunakan untuk menghubungkan segmen-segmen jaringan yang menjalankan protokol jaringan yang berebeda (seperti halnya untuk menghubungkan segmen jaringan IP dengan segmen jaringan IPX.) Secara umum, router lebih cerdas dibandingkan dengan bridge jaringan dan dapat meningkatkan bandwidth jaringan, mengingat router tidak meneruskan paket broadcast ke jaringan yang dituju. Dan, penggunaan router yang paling sering dilakukan adalah ketika kita hendak menghubungkan jaringan kita ke Internet.

Selasa, 21 Juli 2009

Jaringan komputer adalah sebuah sistem yang terdiri atas komputer dan perangkat jaringan lainnya yang bekerja bersama-sama untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Tujuan dari jaringan komputer adalah:

Agar dapat mencapai tujuan yang sama, setiap bagian dari jaringan komputer meminta dan memberikan layanan (service). Pihak yang meminta layanan disebut klien (client) dan yang memberikan layanan disebut pelayan (server). Arsitektur ini disebut dengan sistem client-server, dan digunakan pada hampir seluruh aplikasi jaringan komputer.

Klasifikasi Berdasarkan skala :

  • Personal Area Network (PAN)
  • Campus Area Network (CAN)
  • Local Area Network (LAN)
  • Metropolitant Area Network (MAN)
  • Wide Area Network (WAN)
  • Global Area Network (GAN)

Berdasarkan fungsi : Pada dasarnya setiap jaringan komputer ada yang berfungsi sebagai client dan juga server. Tetapi ada jaringan yang memiliki komputer yang khusus didedikasikan sebagai server sedangkan yang lain sebagai client. Ada juga yang tidak memiliki komputer yang khusus berfungsi sebagai server saja. Karena itu berdasarkan fungsinya maka ada dua jenis jaringan komputer:

  • Client-server

Yaitu jaringan komputer dengan komputer yang didedikasikan khusus sebagai server. Sebuah service/layanan bisa diberikan oleh sebuah komputer atau lebih. Contohnya adalah sebuah domain seperti www.detik.com yang dilayani oleh banyak komputer web server. Atau bisa juga banyak service/layanan yang diberikan oleh satu komputer. Contohnya adalah server jtk.polban.ac.id yang merupakan satu komputer dengan multi service yaitu mail server, web server, file server, database server dan lainnya.

  • Peer-to-peer

Yaitu jaringan komputer dimana setiap host dapat menjadi server dan juga menjadi client secara bersamaan. Contohnya dalam file sharing antar komputer di Jaringan Windows Network Neighbourhood ada 5 komputer (kita beri nama A,B,C,D dan E) yang memberi hak akses terhadap file yang dimilikinya. Pada satu saat A mengakses file share dari B bernama data_nilai.xls dan juga memberi akses file soal_uas.doc kepada C. Saat A mengakses file dari B maka A berfungsi sebagai client dan saat A memberi akses file kepada C maka A berfungsi sebagai server. Kedua fungsi itu dilakukan oleh A secara bersamaan maka jaringan seperti ini dinamakan peer to peer.

model osi

Masalah ketidak sesuaian antara produk-produk peralatan jaringan komputer mempengaruhi para pemakai diseluruh dunia, dan pada tahun 1978 International standard Organization mengumunkan suatu system protokol jaringan yang mereka namakan Open System Interconnection yang dikenal secara luas dengan Model OSI

Model OSI terdiri dari 7 layer yang mendefinisikan fungsi protokol Jaringan komputer. Setiap layer merepresentasikan sebuah fungsi (bukan protokol) yang dilakukan ketika data ditransfer antara aplikasi yang sesuai lintas jaringan yang dimasuki.

Sebuah layer tidak mendefinisikan protokol tunggal, tapi mendefinisikan suatu fungsi Jaringan komputer yang dapat dilakukan oleh sejumlah protokol. Jadi setiap layer dapat berisi banyak protokol, masing-masing menyediakan servis yang cocok dengan fungsi layer tersebut. Sebagai contoh, file transfer protocol dan electronic mail protocol keduanya menyediakan servis pada user dan keduanya merupakan bagian dari layer aplikasi.

Setiap protokol berkomunikasi dengan peer-nya (protokol yang sama dalam layer yang sama dalam remote-system misalnya ftp lokal merupakan peer dari ftp remote). Jadi secara abstrak setiap protokol hanya concern terhadap komunikasi dengan peernya, tak peduli dengan layer dibawah dan diatasnya.

Bagaimanapun harus ada persetujuan pada bagaimana melintaskan data antar layer pada suatu komputer tunggal, karena setiap layer dilibatkan dalam pengiriman data dari aplikasi remote yang ekivalen. Transfer data dilakukan dengan melewatkan data pada layer berikutnya (ke bawah stack) sampai ditransmisikan ke jaringan oleh protokol layer fisik. Pada remote-end data dilewatkan dari layer terbawah kelayar berikut diatasnya. Masing-masing layer tidak perlu tahu bagaimana fungsi layer diatas dan dibawahnya, yang perlu tahu adalah bagaimana untuk melewatkan data kepadanya.

Mengisolasi fungsi komunikasi jaringan dalam layer-layer yang berbeda dapat meminimalkan efek perubahan teknologi pada protocol-suite yang digunakan. Aplikasi baru dapat ditambahkan tanpa mengubah nerwork secara fisik, dan hardware network yang baru dapat diinstal tanpa harus menulis kembali software aplikasi.

Lapisan fisik (Phisical layer)

Mendefinisikan karakteristik perangkat keras yang diperlukan untuk mentransmisikan sinyal data.

Secara fisik mentransmisikan bit data dari satu node ke node yang lain

Lapisan Link Data (link Data layer)

Memformat data menjadi record yang disebut frame

Melakukan deteksi kesalahan

Menangani pengiriman data melintas jaringan fisik.

Lapisan Jaringan (Network Layer)

Menyebabkan lapisan fisik mentansfer frames dari node ke node yang lain

Mengatur hubungan lintas jaringan dan mengisolasi protokol layer yang lebih tinggi dari detail jaringan dibawahnya. Internet Protocol dalam TCP/IP merepresentasikan fungsi ini dan menangani pengalamatan dan pengiriman data.

Lapisan Transport (transport layer)

Memungkinkan user node dan host node saling berkomunikasi

Menyelaraskan peralatan, kecepatan tinggi dan rendah maupun unit-unit yang kelebihan beban atau menganggur

Menjamin penerima menerima data persis seperti ketika ia dikirimkan. Dalam TCP/IP fungsi ini dilakukan oleh TCP (Transimission Transport Protocol). Selain itu TCP/IP juga menawarkan servis transport layer yang laiin, UDP (User Datagram Protocol) yang tidak mementingkan pemeriksaan keandalan komunikasi end to end.

Lapisan session (session layer)

Memulai, memelihara dan menyelesaikan setiap session. Satu session terdiri dari semua frame yang membentuk sat kegiatan tertentu, ditambah sinyal-sinyal identifikasi awal dan akhir. Session seperti satu sambungan telephone yang dimulai dengan “halo” dan berakhir dengan sampai kletemu lagi. Log-on standar dan routine identifikasi pemakai digunakan untuk memulai session jaringan komputer.

Mengatur hubungan antara aplikasi yang berkomunikasi. Dalam TCP/IP fungsi ini sebagian besar dijalankan pada transport layer

Lapisan Penyajian (presentation layer)

Memformat data sehingga dapat disajikan kepada pemakai atau host. Misalnya informasi yang akan ditampilkan di layar pemakai diformat menjadi jumlah baris dan jumlah karakter per baris yang tepat.

Untuk aplikasi-aplikasi yang berkomunikasi (bertukar data) mereka harus sepakat dalam hal bagaimana data direpresentasikan. Dalam OSI layer ini menyediakan rutin standar presentasi data, yang dalam TCP/IP fungsi ini sudah ditangani oleh aplikasi.

Lapisan aplikasi (Aplication Layer )

Mengendalikan input pemakai dari terminal

Melaksanakan program aplikasi pemakai di dalam host

Merupakan layer dimana proses jaringan yang bisa diakses user berada

Layer teratas dalam hirarki

Aplikasi TCP/IP adalah sembarang network process yang terjadi diatas transport layer, termasuk semua proses yang user secara langsung berinteraksi dengannya.

Bagaimana Arsitektur menangai User/Host Interface

Anggaplah bahwa pemakai ingin menggunakan model matematik yang berada di dalam host. Pemakai mengindikasikan bahwa mode akan digunakan dengan memasukan instruksi-instruksi ke dalam terminal, di bawah pengendalian lapisan aplikasi (lapisan 7). Lapisan presentation (lapisan 6) menyajikan dengan mengubah data input menjadi format yang digunakan untuk transmisi, dan lapisan session (lapisan 5) memulai session. Lapisan transport (lapisan 4) memilih rute yang akan diikuti oleh pesan saat bergerak dari user node ke host node, dan lapisan jaringan dan lapisan link data (lapisan 3 dan 2) menyebabkan data ditransmisikan melalui lapiran fisik (lapisan 1).

Ketika pesan mencapai host node, kendali menaiki lapisan-lapisan ke program aplikasi (mode) dalam host. Komunikasi dari host kembali ke pemakai mengikuti pola yang sama (menuruni lapisan-lap[isan dalam host node), menyebrang ke user node dan menaiki lapisan-lapisan pada user node.